Menu Atas

Iklan

Kamis, 29 Mei 2014, Mei 29, 2014 WIB
Last Updated 2014-10-24T05:55:50Z
pustaka

SOSOK GUSDUR


Sikap humoris almarhum Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tidak hanya 
dikenal di dalam negeri. Banyak tokoh dunia memuji Gus Dur sebagai pemimpin 
dan ulama yang memiliki selera humor tinggi. 
Bahkan, humor Gus Dur pun dikaji oleh para peneliti di Barat. Menteri Senior 
Singapura Goh Chok Tong yang pernah bekerja sama dengan Gus Dur, menyatakan 
Gus Dur sebagai seseorang yang cerdas dan memiliki rasa humor yang tinggi. Dia juga mengakui Gus Dur sebagai salah satu tokoh yang mengantarkan proses 
demokrasi di Indonesia. 
Tokoh Malaysia lainnya, Mahathir Mohamad juga mengatakan Gus Dur merupakan 
orang yang memiliki kepribadian humoris. “Dia selalu memiliki cerita lucu yang 
diceritakan kepada kita, meski kita sedang diskusi mengenai permasalahan serius,” 
ujarnya. 
Salah satu guyonan Gus Dur yang terkenal saat almarhum berkunjung ke Amerika 
Serikat (AS) November 1999. Ketika itu, Gus Dur menceritakan lelucon saat 
bertemu dengan Presiden AS Bill Clinton di Gedung Oval, Kompleks Gedung Putih, 
tempat di mana Clinton berselingkuh dengan Monica Lewinsky. 
Hanya saja, guyonan, lawakkan, anekdot, dan beragam selorohan mewarnai 
komentar, ungkapan, ceramah bahkan pidato sekalipun, agak sulit dibedakan 
antara keseriusan dan guyonan Gus Dur. Namun, satu hal yang bisa dipetik, setiap 
cerita lucu Gus Dur selalu menyimpan makna dan misteri yang kadang sulit 
diterka. 
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Arndt Graf dari International Institute 
for Asian Studies (IIAS) Belanda mengenai “Humor dalam Politik Indonesia; Studi 
Kasus Marketing Politik Gus Dur” menyebutkan bahwa Gus Dur memang 
menggambarkan dirinya sebagai orang yang humoris. 
Menurut Graf, humor-humor Gus Dur bukan hanya sambil lalu saja, melainkan 
banyak dicetak dan diperbanyak oleh penerbit buku dan ditampilkan di mediamedia. 
Humor-humor yang disampaikan Gus Dur lebih bersifat retorik. Tentunya 
bertujuan sebagai pengantar, menjembatani kesenjangan sosial dengan orang lain, 
dan untuk mencairkan suasana. 

“Gus Dur juga ingin merebut simpati publik melalui humor,” paparnya. Dalam 
penelitian Graf, budaya humor Gus Dur tidak lepas dari budaya wayang kulit yang 
memiliki tokoh bernama Semar. Semar bersama dengan punakawan sering 
melancarkan guyonan penuh makna dalam setiap pertunjukan. Bahkan, Graf pun 
sedikit menyinggung bahwa sosok Gus Dur sering diibaratkan dengan Semar. 
Sementara itu, Mark Woodward, seorang peneliti dalam penelitian bertajuk “Eulogy 
for Abdurrahman Wahid (Gus Dur)” memuji kecerdasan Gus Dur dalam mengolah 
lelucon dan anekdotnya. “Adanya kombinasi antara tradisi dan modernitas 
menjadikan Gus Dur memiliki latar belakang sosial dengan dunia intelektual yang 
kaya,” ujarnya. 
Gus Dur mampu berbicara mengenai pemikiran modern dengan bahasa asing dan 
memahami mendalam cerita klasik wayang dan sajak-sajak Arab. “Dia orang yang 
tidak dapat diprediksi,” paparnya. Bahkan, ada lelucon umum dikenal oleh orang 
Indonesia mengenai Gus Dur. Menurut Woodward, lelucon itu adalah “Ada dua hal 
yang tidak mungkin diketahui” 
Humor bagi Gus Dur adalah vitamin yang menyehatkan. Kata Moh. Mahfud M.D., 
menteri pertahanan di era Presiden Abdurrahman Wahid, kini Ketua Mahkamah 
Konstitusi. 
“Gus Dur adalah guru bangsa, bapak bangsa, dan negarawan yang terhormat,” puji 
SBY.  (dari berbagai sumber)